desahku berat
tak menutup mata
telinga menerawang
tak perlu logika
cukup sejengkal langkah
namun tak jua
akankah tergapai
bersama menunggu
dia
begitu saja menyergap
tanpa peringatan..
disaat aku sedang lengah,
tak melihatnya adalah
kepur-puraan
tak mengingatnya
bukanlah kata yang tepat

malam tak jua larut
namun lelapnya aku
masih disini tak bergerak
terlalu pagi
tuk menyongsong sang mentari
sebelum langit kelam
diam
adalah caraku
pantaskah jika esok
mengijinkanku tetap memilki rasa
Komentar
Posting Komentar