Langsung ke konten utama

Borobudur warisan bersejarah

Nah ini nih ! Warisan bersejarah yang patut dilestarikan.
Nenek moyang kita ternyata mempunyai peradaban yang tinggi,ini terbukti. Dengan adanya peninggalan-peninggalan bersejarah, antara lain bangunan-bagunan, benda-benda,perhiasan, dan karya sastra.

Kita patut bangga mempunyai peninggalan sejarah yang tidak dimiliki oleh negara lain, contoh yaitu Candi. Candi Borobudur dan Prambanan merupakan contoh kecil paninggalan sejarah yang bernilai luhur terkenal sejagad raya. Bayangkan saja, tahun 800-an bukan zaman orang mengenal teknologi secanggih saat ini, tetapi nenek moyang kita mampu membuat bangunan semegah candi borobudur, lalu bagaimana cara pembuatannya ? siapa yang memiliki gagasan membuat candi semegah itu ?, dan untuk apa mereka mendirikan candi semegah itu ?. tentunya pertanyaan itu sangatlah universal bagi kita namun jawaban dari pertanyaan itu belum tentu diketahui oleh khalayak. 

Menurut catatan sejarah, candi dibangun untutuk memuliakan raja atau keluarga kerajaan yang telah meninggal, abu jenazah mereka diletakkan didalam candi, kemudian pada candi ditaruh arca berupa wujud orang yang telah meninggal tersebut,
Selain itu, candi juga dibuat sebagai tempat pemujaan dewa atau tempat beribadah bagi penganut agam hindu-budha. Jadi candi sangatlah bernilai spritual, mengandung unsur-unsur mistik yang kental, dan bernilai budaya yang patut kita lestarikan. So , mari kita keruk dan mencoba mengetahui lebih dalam mengenai salah satu candi yang pernah menjadi icon dari 7 keajaiaban dunia.

Saat ini siapa sih yang belum mengenal Candi Borobudur ?!, candi borobudur terletak di Kabupaten Magelang, Kota Yogyakarta.

Sejarah Candi Borobudur
Candi borobudur adalah candi bercorak budha. Didirikan pada tahun 824 M pada masa pemerintahan Raja samaratungga dari dinasti Syailendra, kerajaan Mataram
Menurut Poerbatjaraka, nama Borobudur bersal dari kata Biara dan bidur. Kata biara berasal dari kata Vihara yang berarti kuil, dan kata bidur berarti tempat yang menonjol diatas bukit. Jadi, Borobudur berarti Kuil atau Vihara yang terletak di atas bukit.

Bangunan Candi Borobudur
Jika terlihat dari atas, kompleks Candi borobudur berbentuk persegi dengan pusat bebentuk lingkaran yang semakin keatas semakin mengecil. Bangunan candi borobudur terdiri dari sepuluh tingkat.
Tingkat pertama – tingkat keenam berbentuk persegi.
Tingkat ketujuh - kesepuluh berbentuk lingkaran. Pada puncaknya terdapat sebuah stupa induk bergaris tengah 9,90 meter dengan tinggi 7 meter.
Bangunan dibagi menjadi tiga bengunan, yaitu Kamadatu, rupadatu dan arupadatu.

a. Bagian Kamadatu 

bagian kaki cadi borobudur meliputi tingkat pertama sampai tingkat ketiga disebut bagian kamadatu. Pada bagian ini terdapat relief karmawibangga atau hukum karma, yang menggambarkan perbuatan manusia yang baik atau buruk dan berlakunya hukum sebab akibat (karma). Relief ini pada panel 1-117 menggambarkan tingkah laku yang menyimpang(buruk). Pada panel 118-160 menggambarkan berbagai akibat dari suatu perbuatan. Pada bagian ini terdapat 368 arca.


b. bagian Rupadatu


Rupadatu adalah bagian tubh candi atau bangunan diatas dasar candi. Bagian Ini meliputi tingkat keempat sampai keenam. Pada bagian ini terdapat relief lalitavistara, menggambarkan bahwa kehidupan dangan bergelimang harta hanyalah sandiwara belaka,dan untuk mendapatkan kehidupan atau arti kehidupan yang sesungguhnya maka kita harus melakukan perenungan diriini disimbolkan melalui patung-patung yang duduk bertapa dan mengasingkan diri untuk melakukan perenungan. Untuk melihat bagian ini, kita harus berkelilinga lewat lorong-lorong candi.
Pada bagian ini juga terdapat relief jatakamala yang penjangnya kurang lebih 4 km, yang menggambarkan perbuatan baik yang dilakukan seseorang sewaktu hidupnya. Arac –arca pada tingkatan rupadatu terletak direlung-relung terbuka pada bagian depannya. Terdapat 64 arca pada bagian ini

c. Bagian Arupadatu

Bagian atap candi yaitu tingkat ketujuh sampai kesepuluh disebut Arupadatu. Pada tingkatan ini tidak terdapat relief. Pada bagian terdapat 72 bangunan stupa yang memgelilingi stupa induk.stupa tersbut terbagi atas 3 lingkaran. Pada lingkaran pertama terdiri dari 32 buah stupa, kedua 24 stupa dan ketiga 16 stupa. Bagian dalam stupa terdapat arca budha.
Arca pada Candi borobudur







Pada tingkat kamadatu terdapat 368 arca, 64 arca pada tingkat rupadatu dan 72 arca dalam stupa yang terdapat pada tingkat arupadatu. Arca- arca tersbut masing masing menghadap ke arah mata angin tertentu dan sikap tangan (mudra) yang berbeda-beda.

Berikut ini ada enam macam-macam arca budha dangan mudra yang berbeda-beda :
Bhumisparcamudra, sikap arca ini berarti menyentuh bumi sebagai saksi, arca ini menghadap ke timur.
Waramudra , sikap arca ini mangambarkan kedermawanan. Patung ini menghadap ke selatan
Witakamudra, arca ini menggmbarkan pemberian pengajaran. Arca ini mengahadap keseluruh arah mata angin dan terdapat pada tingkat ketujuh
Abhayamudra, arca ini menggambarkan sikap melindungi. Arca ini menghadap ke utara
Dhyanamudra, arca ini menggambarkan sikap mengheningkan cipta atau meditasi, perenungan diri. Arca ini menghadap ke barat.
Dharmacakramudra, arca ini menggambarkan sikap yaitu memberikan ajaran yang benar. Arca ini menghadap keseluruh arah mata angin dan terdapat pada tingkat ke delapan.
selain arca-arca tersebut terdapat pula 32 arca singa yang menjadi arca penjaga pintu masuk dihalaman maupun di pintu naik tangga.
borobudur saat ditemukan

Namun sayangnya selama berabad-abad candi borobudur mengalami beberapa kerusakan karena pengaruh alam bahkan ulah manusia. Pada awal abad 19 mulai muncul perhatian pemerintah terhadap candi sebagai bangunan sejarah, usaha pemugaran pertama dari tahun 1907-1910 dilakukan oleh Th. Van Erp, seorang ahli bangunan berkebangsaan belanda. Kemudian pemugaran tahap kedua dilakukan pada tahun 1973-1983 oleh pemerintah indonesia dan UNESCO. Dan dewasa ini, pemerintah telah menaruh perhatian terhadap salah satu bukti kebesaran dan ketinggian budaya bangsa Indonesia ini.
Nah ! bagi yang belum pernah mengunjungi candi borobudur dan berminat kesana, jangan lupa ajak aku yah kalau mau kesana, soalnya aku juga belum pernah kesana !, saya hanya bisa berbagi sedikit pengetahuan yang saya dapat dari pelajaran sejarah, serching internet, baca buku dan nonton TV. So, Lets go to Borobudur !!!.

Komentar

  1. waahhh...
    jadi pengen kesana....☺☺☺
    heran, wktu itu kog nd kepikiran ya??
    ckckck..

    Dian..Dian..
    yuk neng ngelancong, tapi BSS ya...
    hhahhaa...

    BalasHapus
  2. hhahahahah....
    ayo... BSS tuh "Bayarkan saya sekalian" toh ???

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merintis Jendela Somografi, rumah baca anak-anak Papua

Jendela Somografi, rumah baca anak-anak Somografi, perbatasan Papua Letak geografis dan belum terbukanya akses jalan menyebabkan kampung Somografi sedikit terbelakang dibanding kampung lain. Guru Gody bersama murid SD YPPK Akarinda Somografi, Carlos dan Hasan  Semangat dari Pak   Gaudif Fridus Usna’at , atau yang akrab disapa Guru Gody, pengajar di  SD YPPK Akarinda Somografi membuat Tim Nusantara Sehat Puskesmas Ubrub berinisiatif mengumpulkan buku sebagai media informasi edukasi bagi anak-anak. Awalnya kami mengumpulkan buku-buku bacaan dari kerabat dan teman-teman, sampai pada akhirnya dr. Lilis Sinambela menemukan akun BUP (Buku Untuk Papua), mendapatkan kontak foundernya, Dayu Rifanto, atau yang hangat disapa Mas Dayu, yang ternyata berasal dari Nabire Papua, lalu kerjasama pun terjalin untuk mendirikan rumah baca. Melalui Buku Untuk Papua, kampanye donasi yang dibuka di situs kitabisa.com memperoleh apresiasi tinggi dari donatur diseluruh Indonesia. Ha...

kita menua

bukankah kita menua dengan mimpi dan cita di hari kemarin, entah itu masih berupa cita dan mimpi atau telah berwujud nyata atau bahkan telah menjadi nestapa. masihkah tekejar mimpi itu, rasanya baru kemarin sore mimpi itu terucap, hari ini, haruskah mimpi itu pergi bersama muda yang telah diganti tua? rasanya baru kemarin sore mimpi itu terasa begitu dekat namun mengapa sampai kita menua, bahkan mimpi itu tak kunjung menghampiri? mungkin sore itu mimpi terucapkan, namun saat menantinya, ia sempat terlupakan terlupakan sejenak, bersama khilaf dan kebahagiaan sesaat yang sesat. kini di saat ingin kembali ke jalan mimpi, entah mengapa terasa begitu terlambat, bukan karena mimpi itu pergi jauh meninggalkan tapi karena langkah ini terlalu jauh melenceng. dulu, andai saja setelah mimpi kemarin sore itu terucap, dan  khilaf tak datang, tak meninggalkan fokus, mungkinkah mimpi itu lebih dekat dan selangkah lagi, kini, saat ini, masih adakah sesinggung mimipi kemarin ...