Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Malam begini

Malam ini sendu Terdengar dentang jam Sunyi Hanya ada suara angin Sepi Tapi ku mendengar suaramu Entah dari frekuensi mana Hening Bergema suaramu Aku diam Menikmati suaramu Aku rindu Mendengar suaramu Mungkin aku salah Salah frekuensi Darimana suaramu Malam ini sepi Kau pun pergi Aku sendiri Hanya menyepi Nafasku berat Pelan Kuhembuskan Hanya kau pergi Dan aku disini Aku rindu

Merintis Jendela Somografi, rumah baca anak-anak Papua

Jendela Somografi, rumah baca anak-anak Somografi, perbatasan Papua Letak geografis dan belum terbukanya akses jalan menyebabkan kampung Somografi sedikit terbelakang dibanding kampung lain. Guru Gody bersama murid SD YPPK Akarinda Somografi, Carlos dan Hasan  Semangat dari Pak   Gaudif Fridus Usna’at , atau yang akrab disapa Guru Gody, pengajar di  SD YPPK Akarinda Somografi membuat Tim Nusantara Sehat Puskesmas Ubrub berinisiatif mengumpulkan buku sebagai media informasi edukasi bagi anak-anak. Awalnya kami mengumpulkan buku-buku bacaan dari kerabat dan teman-teman, sampai pada akhirnya dr. Lilis Sinambela menemukan akun BUP (Buku Untuk Papua), mendapatkan kontak foundernya, Dayu Rifanto, atau yang hangat disapa Mas Dayu, yang ternyata berasal dari Nabire Papua, lalu kerjasama pun terjalin untuk mendirikan rumah baca. Melalui Buku Untuk Papua, kampanye donasi yang dibuka di situs kitabisa.com memperoleh apresiasi tinggi dari donatur diseluruh Indonesia. Hampir 400jenis

Oh, Papua

Bercerita tentang hidup di papua sama dengan terbenam kembali dalam emosi yang tak terkira. Bahagia berselimut lega, miris, haru, sedih, tercengang, ya, tercengang bahwa di dunia dengan segala   fasilitas, dan kecanggihan teknologi, ada daerah di Indonesia yang masyarakatnya masih menggunakan langit-sinar matahari sebagai pedoman waktu. Seperti di Kampung Yamrab, Somografi, Tatakra dan Pafinimbu yang masyarakatnya masih berpedoman pada sinar matahari. Jikalau langit masih gelap semisal awan mendung menutup matahari, sebagian masyarakat masih mendekap di rumah dan tidak melakukan aktivitas apapun, karena mengira waktu masih dini hari, belum pagi katanya . Era Global, disaat manusia modern diluar sana bergonta-ganti gadget, berlomba-lomba berinvestasi, menanam saham, memuaskan diri dengan traveling, shopping, mengansuransikan diri bahkan binatang peliharaan. Di pedalaman Papua kalian akan memasuki dimensi yang berbeda, saya menyebutnya zaman megalitikum dimana orang-orang bertahan

Somografi, Pedalaman Papua-Perbatasan NKRI

Kampung Somografi, Papua Somografi merupakan salah satu kampung di wilayah Distrik Web, Kebupaten Keerom, Papua. Somografi berbatasan langsung dengan Papua New Guinie, dengan kata lain somografi adalah daerah perbatasan NKRI. Kampung Somografi terletak di kaki gunung, udaranya sejuk dan belum tercemar polusi udara, sebab belum bisa dijangkau dengan menggunakan kendaraan akibat belum adanya akses jalan, agar bisa sampai di kampung somografi bisa melalui jalur darat dengan berjalan kaki selama 6 jam jika cuaca baik, dan bisa sampai 9 jam jika cuaca buruk atau hujan, karena saat hujan jalan pendakian licin dan arus sungai semakin deras. Perjalanan ke Somografi Pada umumnya kampung di Papua dulunya sebuah dusun (istilah yang digunakan masyarakat distrik Web-Papua untuk menyebut lahan kebun di hutan, yang letaknya jauh dari perkampungan) yang awalnya ditempati secara berkala disaat menanam atau musim panen sampai akhirnya menjadi tempat tinggal permanen pemilik kebun yang lam