Langsung ke konten utama

Kejayaan, kembalilah!

Sekarang aku bukan apa-apa.
Dulu saja, kejayaanku.
Kala SD dulu aku memang tidak pernah jadi pemimpin upacara bahkan pembawa Teks Pancasila pun tak pernah. Tapi, ada satu momen kejayaan yang tak pernah kulupakan ketika naik ke panggung saat acara perpisahan sekolah, sebagai siswa berprestasi. Mendapatkan peringkat kelas. Dan dikelilingi banyak teman.
Masa SMP apalagi, menjadi anak kesayangan guru Matematika. Dipuja puji guru IPS karena hasil ulangan mendapat nilai tertinggi.

Lalu sekarang? Hm aku hanya seorang mahasiswa biasa yang datang kuliah. Istilahnya rumah-kampus-rumah-kampus.
Ini berawal dari SMA, kejayaan ku pun musnah. Aku tak secemerlang dulu. Hanya seorang siswa biasa.

Kejayaanku telah musnah.
Sekarang aku dalam masa keruntuhan.
Ibarat kerajaan, aku adalah raja yang gagal mempertahankan tahta ku.

Kulepaskan mahkota kerajaanku dan menjadi rakyat biasa.
Rakyat biasa yang haus akan kedudukan.

Aku tidak tahu kapan ini dimulai, aku tahu akulah yang salah.
Tetapi dimana letak kesalahanku?
Atau mungkin aku telah salah memilih, tetapi apa sebenarnya yang telah kupilih? Sehingga tahtaku jatuh?
Aku ingin memperbaiki, bagaimanapun caranya, apa pun itu, karena aku tak sanggup terus begini.
Aku rindu kejayaanku dulu
Kejayaan, kembalilah!

Orang selalu bilang begini "dunia itu seperti roda berputar, kadang seseorang berada dibawah dan kadang diatas"
Haha, jujur saja! Aku rasa dunia itu kadang seperti roda yang berhenti berputar, sehingga orang yang terlanjur dibawah akan tetap dibawah, dan orang yang diatas selamanya diatas.
Jika disuruh memilih, siapa sih orang yang mau berada dibawah?
Tetapi inilah kehidupan, kau terkadang dihadapkan dengan pilihan yang menipu. Kau terkadang tak tahu apa yang telah kau pilih. Bahkan kau bisa saja tak sadar bahwa kau telah memilih.
Dan hal yang sangat disayangkan, jika pilihan itu, adalah pilihan yang salah!
Hal yang menjadi pertanyaan dan menjadi penting kemudian bukanlah bagaimana kembali dan mengambil pilihan yang telah ditinggalkan,
Melainkan mensyukuri pilihan yang telah menetukan nasibmu,
Mencari pilihan baru dan mencari, ingat! "mencari" bukan sekedar menunggu hditemukan oleh kesempatan, tetapi memcari kesempatan agar dapat memilih.
Oh! Andai aku tahu,
Kan ku jemput engkau wahai kejayaanku.
Kejayaan, aku kini hanya bisa mengenangmu.
Bukan karena aku enggan, namun sungguh aku malu.
Aku tak dapat memperthankanmu.
Andai dengan mudah aku memanggilmu lalu kau datang mempersembahkan diri.
Sungguh akan kupanggil engkau.
Sungguh! Aku merindukanmu.
Kejayaan, kembalilah!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merintis Jendela Somografi, rumah baca anak-anak Papua

Jendela Somografi, rumah baca anak-anak Somografi, perbatasan Papua Letak geografis dan belum terbukanya akses jalan menyebabkan kampung Somografi sedikit terbelakang dibanding kampung lain. Guru Gody bersama murid SD YPPK Akarinda Somografi, Carlos dan Hasan  Semangat dari Pak   Gaudif Fridus Usna’at , atau yang akrab disapa Guru Gody, pengajar di  SD YPPK Akarinda Somografi membuat Tim Nusantara Sehat Puskesmas Ubrub berinisiatif mengumpulkan buku sebagai media informasi edukasi bagi anak-anak. Awalnya kami mengumpulkan buku-buku bacaan dari kerabat dan teman-teman, sampai pada akhirnya dr. Lilis Sinambela menemukan akun BUP (Buku Untuk Papua), mendapatkan kontak foundernya, Dayu Rifanto, atau yang hangat disapa Mas Dayu, yang ternyata berasal dari Nabire Papua, lalu kerjasama pun terjalin untuk mendirikan rumah baca. Melalui Buku Untuk Papua, kampanye donasi yang dibuka di situs kitabisa.com memperoleh apresiasi tinggi dari donatur diseluruh Indonesia. Ha...

Borobudur warisan bersejarah

Nah ini nih ! Warisan bersejarah yang patut dilestarikan. Nenek moyang kita ternyata mempunyai peradaban yang tinggi,ini terbukti. Dengan adanya peninggalan-peninggalan bersejarah, antara lain bangunan-bagunan, benda-benda,perhiasan, dan karya sastra. Kita patut bangga mempunyai peninggalan sejarah yang tidak dimiliki oleh negara lain, contoh yaitu Candi. Candi Borobudur dan Prambanan merupakan contoh kecil paninggalan sejarah yang bernilai luhur terkenal sejagad raya. Bayangkan saja, tahun 800-an bukan zaman orang mengenal teknologi secanggih saat ini, tetapi nenek moyang kita mampu membuat bangunan semegah candi borobudur, lalu bagaimana cara pembuatannya ? siapa yang memiliki gagasan membuat candi semegah itu ?, dan untuk apa mereka mendirikan candi semegah itu ?. tentunya pertanyaan itu sangatlah universal bagi kita namun jawaban dari pertanyaan itu belum tentu diketahui oleh khalayak.  Menurut catatan sejarah, candi dibangun untutuk memuliakan raja atau keluarga kerajaan ...

kita menua

bukankah kita menua dengan mimpi dan cita di hari kemarin, entah itu masih berupa cita dan mimpi atau telah berwujud nyata atau bahkan telah menjadi nestapa. masihkah tekejar mimpi itu, rasanya baru kemarin sore mimpi itu terucap, hari ini, haruskah mimpi itu pergi bersama muda yang telah diganti tua? rasanya baru kemarin sore mimpi itu terasa begitu dekat namun mengapa sampai kita menua, bahkan mimpi itu tak kunjung menghampiri? mungkin sore itu mimpi terucapkan, namun saat menantinya, ia sempat terlupakan terlupakan sejenak, bersama khilaf dan kebahagiaan sesaat yang sesat. kini di saat ingin kembali ke jalan mimpi, entah mengapa terasa begitu terlambat, bukan karena mimpi itu pergi jauh meninggalkan tapi karena langkah ini terlalu jauh melenceng. dulu, andai saja setelah mimpi kemarin sore itu terucap, dan  khilaf tak datang, tak meninggalkan fokus, mungkinkah mimpi itu lebih dekat dan selangkah lagi, kini, saat ini, masih adakah sesinggung mimipi kemarin ...