Langsung ke konten utama

Puasa Sosmed

Dimasa Pandemi ini kt dituntut untuk tdk beraktivitas diluar, membatasi perjalanan, dan menjaga jarak dengan org lain secara fisik, membuatku lbh banyak mengenggam smartphone
apa-apa dgn smartphone, akhirnya beraktivitas dengan perangkat laptop atau smartphone
sampai2 aku merasa ini semua sdh tdk benar, sebab sudah berefek pada pola tidur ku yg tidak teratur, sdkt2 mengenggam smartphone, sdkt2 ingin melihat sosial media, 
lalu tak jarang dan tak sengaja mengabaikan interaksi dgn keluarga di rumah. 
sampai akhirnya aku memutuskan untuk puasa instagram, di bulan puasa bulan ramadhan. 
hari pertama kedua memang terasa sulit, rasanya ingin menginstal Instagram kembali, penasaran dgn apa saja serba serbi di instagram hari inj, tp hari berikutnya jd biasa saja.
aku menonaktifkan akun instagram sebulan penuh. twitter ttp aktif sbg sumber berita dan wa ttp aktif utk komunikasi tentunya
dan hasil yg kurasakan cukup signifikan
aku bs lbh fokus dgn apa yg ingin aku lakukan dlm 1 hr drpd sibuk menontoni apa yg dilakukan org lain aku lebih fokus dengan apa yg telah kulakukan seharian dibanding membandingkan hidupku dgn org lain
aku bs lbh fokus dgn berita drpd kepo dengan kemewahan hidup org lain
aku lbh bisa fokus membaca sebuah artikel dibanding menyaksikan yg dipertontonkan org diluar sana melalui akun instagramnya
namun segala hal tercipta tentu memiliki muatan positif dan negatif
hal yg telah kusebutkan tadi hanya sisi negatifnya saja
sisi postifnya menurutku, yang akhirnya membuatku kembali utk mengaktifkannya adlh terbitnya buku kami
kita membutuhkan eksistensi itu. 
dan lagi kita juga butuh apresiasi untuk diri sendiri bahwa kita pun punya karya
dan berbagi cerita positif bermanfaat, sebagai apresiasi untuk diri atas hal-hal yang telah dihasilkan. 
maka hari itu juga kuaktifkan kembali akun instagramku stlh 30 hr vacum. 
hampir setiap harinya, bahkan jam, menit dan detik, org2 bergulir didalamnya. 
meskipun awalnya aku saaaangat mencintai instagram, sebab aku mencintai landscape, sunset, sunrise, blue sky, hamparan padang rumput, pegunungan, lautan dan melihat dunia dalam berbagai lensa dan bermacam sudut pandang.
namun ku rasa lama kelamaan hal itu bergeser
dibanding berbagi foto keindahan, aku rasa instagram kini menjadi ajang pamer kemegahan, pamer kemewahan, ya tak ada yg abadi selain perubahan
dan aku tak bisa memaksakan kehendak utk mematuk instagram utk hal2 yg kuinginkan saja. 
pada intinya, semua sosial media itu baik, bgmn kita pandai menggunakan nya saja sesuai kebutuhan kita. jangan sampai tergerus dengan hal-hal yang tdk berfaedah dan malah membawa dmpak yg buruk bagi kita. stay healthy everybody !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merintis Jendela Somografi, rumah baca anak-anak Papua

Jendela Somografi, rumah baca anak-anak Somografi, perbatasan Papua Letak geografis dan belum terbukanya akses jalan menyebabkan kampung Somografi sedikit terbelakang dibanding kampung lain. Guru Gody bersama murid SD YPPK Akarinda Somografi, Carlos dan Hasan  Semangat dari Pak   Gaudif Fridus Usna’at , atau yang akrab disapa Guru Gody, pengajar di  SD YPPK Akarinda Somografi membuat Tim Nusantara Sehat Puskesmas Ubrub berinisiatif mengumpulkan buku sebagai media informasi edukasi bagi anak-anak. Awalnya kami mengumpulkan buku-buku bacaan dari kerabat dan teman-teman, sampai pada akhirnya dr. Lilis Sinambela menemukan akun BUP (Buku Untuk Papua), mendapatkan kontak foundernya, Dayu Rifanto, atau yang hangat disapa Mas Dayu, yang ternyata berasal dari Nabire Papua, lalu kerjasama pun terjalin untuk mendirikan rumah baca. Melalui Buku Untuk Papua, kampanye donasi yang dibuka di situs kitabisa.com memperoleh apresiasi tinggi dari donatur diseluruh Indonesia. Ha...

Di Masa Pandemi

di masa pandemi ini, untuk beberapa orang mungkin menjadi masa-masa yang sulit tapi untuk beberapa orang juga mungkin menjadi momen untuk hal baru aku sendiri melewatinya begitu berat diawal, namun setelah balik lagi dan mencoba untuk merenungi tetap selalu yang didapatkan adalah.... Kuasa Allah sungguh luar biasa tetap hal yang selalu dikatakan pada akhirnya adalah Ya, inilah hal terbaik yang Allah berikan. terkadang memang begitu sulit dilalui disaat itu namun setelah bertemu hal dikesudahan maka akan tercipta syukur yang teramat takjub dengan bagaimana kemudian takdir 1 orang berjalan, bertalian dengan takdir orang lain sinkron dengan beberapa orang, terkoneksi satu dengan yang lain, membentuk jaringan dan cipta yang begitu mengesankan itulah harmoni Tuhan untuk masa sulit yang telah dilewati, untuk masa sulit yang masih dijalani mungkin tidaklah sulit, kita saja yang membuat sulit disebabkan ekspektasi yang begitu tinggi cukup dilakoni, jika tidak sesu...

Mie Wortel alternatif KVA

Masalah gizi utama di Indonesia masih tetap didominasi oleh masalah gizi kurang yaitu kurang energi protein (KKP), kurang vitamin A (KVA), gangguan akibat kekurangan Iodium (GAKI), dan anemia zat besi. salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk  menaggulangi masalah gizi kurang adalah dengan menyediakan bahan makanan yang kaya akan zat gizi tertentu sesuai dengan masalah gizi yang dialami. Tersedianya aneka sayuran yang kaya akan sumbervitamin A, seharusnya akan dapat mengatasi masalah gizi kurang khususnya Kekurangan Vitamin A (KVA). namun kenyataan masalah KVA masih tetap tinggi dan bahkan meningkat sejak terjadinya krisis moneter melanda Indonesia. beberapa data menujukkan hampir 10 juta balita menderita KVA subklinis dan 60.000 di antaranya disertai bercak bitot yang terancam kebutaan. salah satu penyebabnya tidak terpenuhinya kebutuhan akan vitamin A adalah karena kurangnya konsumsi bahan makanan yang mengandun vitamin A, bisa juga karena tidak disukainya makanan sumber vita...