Langsung ke konten utama

pagi ini


seperti pagi kemarin,
saya bangun, langsung buka gadget, baca notification atau email yang masuk.
tidak ada pesan yang istimewa, biasa saja.
kemudia saya membuka portal berita digital, masih diatas tempat tidur.
membaca berita pagi ini, tentang pemerkosaan ayak terhadap anak kandungnya, reaksi cepat SMS Ahok, bakal Cabinet Jokowi-JK, Dan beberapa berita mengenai gadget terbaru pun tidak lupa saya tongkrongi.
setelah bosan membaca berita, says masuk ke sosial media, mulai dari BBM, Line, Dan twitter, oh iyya ! saya juga sempat stalking akun istri Pak Anies Baswedan, benakku penasaran dengan sosok wanita hebat yang berada di belakang beliau.
setelah itu, saya membuka akun Instagram Dan melihat foto, sesekali menjejali akun orang yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, saya sudah lupa saking banyaknya.
selepas itu, 2 jam telah berlalu setelah saya bangun tidur, masih di atas tempat tidur dan bersama gadget tercinta.
kebetulan pagi ini saya sedang tidak enak badan.
saya mengingat-ingat hal yang harus saya kerjakan pagi ini, tapi toh memang tidak ada yang visa saya lakukan dengan keadaan seperti ini, walaupun ada beberapa hal yang menuggu untuk diselesaikan Dan dikerjakan.
jadi, saya hanya istirahat di tempat tidur dengan gadget yang tak lepas dr tangan dan sebotol aqua di samping saya.
teringat pada akun blog yang saya miliki, saya ingat tak pernah menulis lagi akhir-akhir ini, akhirnya saya putuskan untuk membuat postingan ini. Dan sampailah saya pada kalimat terakhir di pagi ini.
selamat beraktivitas!, syukuri dan nikmati hari anda 😊😆 jangan lupa jaga  kesehatan 🙋👍😉

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merintis Jendela Somografi, rumah baca anak-anak Papua

Jendela Somografi, rumah baca anak-anak Somografi, perbatasan Papua Letak geografis dan belum terbukanya akses jalan menyebabkan kampung Somografi sedikit terbelakang dibanding kampung lain. Guru Gody bersama murid SD YPPK Akarinda Somografi, Carlos dan Hasan  Semangat dari Pak   Gaudif Fridus Usna’at , atau yang akrab disapa Guru Gody, pengajar di  SD YPPK Akarinda Somografi membuat Tim Nusantara Sehat Puskesmas Ubrub berinisiatif mengumpulkan buku sebagai media informasi edukasi bagi anak-anak. Awalnya kami mengumpulkan buku-buku bacaan dari kerabat dan teman-teman, sampai pada akhirnya dr. Lilis Sinambela menemukan akun BUP (Buku Untuk Papua), mendapatkan kontak foundernya, Dayu Rifanto, atau yang hangat disapa Mas Dayu, yang ternyata berasal dari Nabire Papua, lalu kerjasama pun terjalin untuk mendirikan rumah baca. Melalui Buku Untuk Papua, kampanye donasi yang dibuka di situs kitabisa.com memperoleh apresiasi tinggi dari donatur diseluruh Indonesia. Ha...

Borobudur warisan bersejarah

Nah ini nih ! Warisan bersejarah yang patut dilestarikan. Nenek moyang kita ternyata mempunyai peradaban yang tinggi,ini terbukti. Dengan adanya peninggalan-peninggalan bersejarah, antara lain bangunan-bagunan, benda-benda,perhiasan, dan karya sastra. Kita patut bangga mempunyai peninggalan sejarah yang tidak dimiliki oleh negara lain, contoh yaitu Candi. Candi Borobudur dan Prambanan merupakan contoh kecil paninggalan sejarah yang bernilai luhur terkenal sejagad raya. Bayangkan saja, tahun 800-an bukan zaman orang mengenal teknologi secanggih saat ini, tetapi nenek moyang kita mampu membuat bangunan semegah candi borobudur, lalu bagaimana cara pembuatannya ? siapa yang memiliki gagasan membuat candi semegah itu ?, dan untuk apa mereka mendirikan candi semegah itu ?. tentunya pertanyaan itu sangatlah universal bagi kita namun jawaban dari pertanyaan itu belum tentu diketahui oleh khalayak.  Menurut catatan sejarah, candi dibangun untutuk memuliakan raja atau keluarga kerajaan ...

kita menua

bukankah kita menua dengan mimpi dan cita di hari kemarin, entah itu masih berupa cita dan mimpi atau telah berwujud nyata atau bahkan telah menjadi nestapa. masihkah tekejar mimpi itu, rasanya baru kemarin sore mimpi itu terucap, hari ini, haruskah mimpi itu pergi bersama muda yang telah diganti tua? rasanya baru kemarin sore mimpi itu terasa begitu dekat namun mengapa sampai kita menua, bahkan mimpi itu tak kunjung menghampiri? mungkin sore itu mimpi terucapkan, namun saat menantinya, ia sempat terlupakan terlupakan sejenak, bersama khilaf dan kebahagiaan sesaat yang sesat. kini di saat ingin kembali ke jalan mimpi, entah mengapa terasa begitu terlambat, bukan karena mimpi itu pergi jauh meninggalkan tapi karena langkah ini terlalu jauh melenceng. dulu, andai saja setelah mimpi kemarin sore itu terucap, dan  khilaf tak datang, tak meninggalkan fokus, mungkinkah mimpi itu lebih dekat dan selangkah lagi, kini, saat ini, masih adakah sesinggung mimipi kemarin ...