Langsung ke konten utama

Laga Final Sepakbola, SEA GAMES 2011

             Tim U-23 Indonesia yang disebut Garuda Muda, akhirnya harus menerima kekalahan dari Harimau Malaya, Tim U-23 Malaysia, dalam laga Final di ajang SEA GAMES 2011. Dalam drama adu penalti dengan skor 4 – 5.
            Sebelumnya Garuda Muda menunjukkan cakramnya terlebih dahulu lewat sundulan dari Agusnawan yang berasal dari sepak pojok yang dieksekusi dari Okto Maniani, pada menit ke 6 dimulainya pertandingan dengan skor 1-0. Namun keunggulan Garuda Muda tidak berlangsung lama, sebab sepakan bola lambat dari pemain Malaysia ke jaring Kurnia Meiga, menyamakan kedudukan dibabak pertama 1-1.
            Dibabak kedua Ferdinand Sinaga sempat memasukkan bola kejaring Malaysia, namun Wasit telah terlebih dahulu meniupkan pluit, pertanda offside-nya salah satu pemain Indonesia, Okto Maniani.
            Pertandingan berlangsung sangat panas, berungkali Indonesia memiliki peluang untuk unggul namun tetap bisa ditanggalkan oleh bek Malaysia dan kipper utama dari Malaysia. Hingga peluit berakhirnya perpanjangan waktu 2x15 menit berlangusung, Garuda muda tidak mampu menciptakan gol. Akhirnya terjadilah drama adu penalti dari titik putih, namun sayang, Dewi Fortuna sedang berpihak pada Harimau Malaya.
            Drama adu penalti, memang selalu membuahkan hasil yang pelik dan susah diterima, namun ini adalah pertandingan sepakbola yang harus ditentukan siapa pemenangnya. banyak tim-tim besar yang harus jatuh gara-gara eksekusi dati titik putih ini. Secara kualitas permainan, Garuda Muda masih lebih unggul, namun lagi-lagi mental dalam mengeksekusi tendangan penalti memang sangat menetukan. Kali ini tak ada gunanya menyalahkan dan mengungkit-ungkit siapa yang memasukkan gol dan siapa yang tidak, sebab kambing hitam sudah diqurban.
            Garuda Muda telah menampilkan performa terbaiknya dalam SEA GAMES 2011 ini. Sekali lagi kemenangan bukanlah segalanya, hari ini kita kalah, namun kita harus tetap bangkit setelah jatuh. Masih ada hari esok, laga-laga dunia banyak menunggu kita. Ini bukanlah sebuah kekalahan, melainkan sebuah ujian mental bagi tim U-23.
            Walaupun sangat sulit menerima kenyataan bahwa kita telah melepaskan medali emas SEA GAMES 2011. Jangan larut dalam kesedihan yang panjang wahai Garuda Muda, karena harapan masih ada.

Komentar

  1. hmm, masih ada rasa deg degan kemaren malam. histeria, teriakan smuanya campur aduk. seruuu skalii. tapi yah kalah kodong modo modi lawan upin ipin. ehehehe
    yahh, saya tetap j bangga sama garuda muda. mereka sudah berjuang mati2 an buat indonesia. salut buat pelatih timnas RD smoga tetap dipertahankan. salut buat gunawan yg sdh nyumbang gol dan juga salut buat semua pemain. go go go timnas garuda muda *peluk pemain satu per satu*

    BalasHapus
  2. iyya chi... hampirrr nangiss saya..
    apalagi liat expresi kippernya, Meiga, pass penalti terkhir gagal tangkap bola, tambahhh sedeh saya.. T_T
    tp TIM kita sdh tampilin yg terbaek kan !!
    jd semangaaaatt !! msi ada event laen yg menunggu...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Di Masa Pandemi

di masa pandemi ini, untuk beberapa orang mungkin menjadi masa-masa yang sulit tapi untuk beberapa orang juga mungkin menjadi momen untuk hal baru aku sendiri melewatinya begitu berat diawal, namun setelah balik lagi dan mencoba untuk merenungi tetap selalu yang didapatkan adalah.... Kuasa Allah sungguh luar biasa tetap hal yang selalu dikatakan pada akhirnya adalah Ya, inilah hal terbaik yang Allah berikan. terkadang memang begitu sulit dilalui disaat itu namun setelah bertemu hal dikesudahan maka akan tercipta syukur yang teramat takjub dengan bagaimana kemudian takdir 1 orang berjalan, bertalian dengan takdir orang lain sinkron dengan beberapa orang, terkoneksi satu dengan yang lain, membentuk jaringan dan cipta yang begitu mengesankan itulah harmoni Tuhan untuk masa sulit yang telah dilewati, untuk masa sulit yang masih dijalani mungkin tidaklah sulit, kita saja yang membuat sulit disebabkan ekspektasi yang begitu tinggi cukup dilakoni, jika tidak sesu...

Merintis Jendela Somografi, rumah baca anak-anak Papua

Jendela Somografi, rumah baca anak-anak Somografi, perbatasan Papua Letak geografis dan belum terbukanya akses jalan menyebabkan kampung Somografi sedikit terbelakang dibanding kampung lain. Guru Gody bersama murid SD YPPK Akarinda Somografi, Carlos dan Hasan  Semangat dari Pak   Gaudif Fridus Usna’at , atau yang akrab disapa Guru Gody, pengajar di  SD YPPK Akarinda Somografi membuat Tim Nusantara Sehat Puskesmas Ubrub berinisiatif mengumpulkan buku sebagai media informasi edukasi bagi anak-anak. Awalnya kami mengumpulkan buku-buku bacaan dari kerabat dan teman-teman, sampai pada akhirnya dr. Lilis Sinambela menemukan akun BUP (Buku Untuk Papua), mendapatkan kontak foundernya, Dayu Rifanto, atau yang hangat disapa Mas Dayu, yang ternyata berasal dari Nabire Papua, lalu kerjasama pun terjalin untuk mendirikan rumah baca. Melalui Buku Untuk Papua, kampanye donasi yang dibuka di situs kitabisa.com memperoleh apresiasi tinggi dari donatur diseluruh Indonesia. Ha...

Puasa Sosmed

Dimasa Pandemi ini kt dituntut untuk tdk beraktivitas diluar, membatasi perjalanan, dan menjaga jarak dengan org lain secara fisik, membuatku lbh banyak mengenggam smartphone apa-apa dgn smartphone, akhirnya beraktivitas dengan perangkat laptop atau smartphone sampai2 aku merasa ini semua sdh tdk benar, sebab sudah berefek pada pola tidur ku yg tidak teratur, sdkt2 mengenggam smartphone, sdkt2 ingin melihat sosial media,  lalu tak jarang dan tak sengaja mengabaikan interaksi dgn keluarga di rumah.  sampai akhirnya aku memutuskan untuk puasa instagram, di bulan puasa bulan ramadhan.  hari pertama kedua memang terasa sulit, rasanya ingin menginstal Instagram kembali, penasaran dgn apa saja serba serbi di instagram hari inj, tp hari berikutnya jd biasa saja. aku menonaktifkan akun instagram sebulan penuh. twitter ttp aktif sbg sumber berita dan wa ttp aktif utk komunikasi tentunya dan hasil yg kurasakan cu...