Menulis yang saya maksud disini tidak harus menulis dengan meliuk-liukkan jari-jemari dengan pena dan kertas putih, melainkan menulis dalam arti kata menuangkan imajinasi atau apa saja baik yang anda rasakan, pikirkan, ramalkan, atau impikan kedalam untaian kata untuk dibaca.
Dalam Training of Recruitment anggota FLP 2011 yang diadakan di kampus kami, UNHAS, diawali dengan pemberian motivasi menulis dan dakwah melalui karya tulis, srta sharing pengalaman dalam menulis.
Hal-hal yang dipaparkan oleh pemateri, Kak Sri, sepertinya menggambarkan kita banget sebagai “penulis Pemula”. Biasanya kendala yang banyak dialami oleh penulis pemula *like me* yakni takut ditolak, takut gagal, dan minder menunjukkan karya tulis pribadi kepada orang lain. Dilain pihak ada juga orang yang tidak sabaran ingin karya rulisnya dimuat dimedia, sehingga saat karyanya tidak terpilih, kemudian drop dan tidak mau menulis lagi *jangan sampai deh*
Kalimat ini sungguh memotivasiku dan mampu menghapuskan perihal kendala yang kerap dialami penulis pemula.
“Anda TIDAK PERLU HEBAT untuk MEMULAI, tapi Anda
harus MEMULAI untuk menjadi HEBAT”.
Kemudian energi positif menyergapku, perlahan mempersilahkanku memasuki ruang imajinasi yang sempat kuabaikan. Menyuguhkanku setitik harapan akan angan-angan nun jauh di sana.
Kami juga dapat bocoran, bahwa hal yang membuat penulis gagal dalam menyelesaikan tulisannya karena mereka membaca karyanya sebelum selesai, jadi sebaiknya karya tulis diedit setelah rampung dibuat dari awal hingga akhir/penutup/ending.
Mulailah menulis dengan apa yang sedang kita pikirkan, hal yang terlintas dipikiran, dan tuangkan imajinasimu sebebas-bebasnya. Jika pada saat sedang menulis tiba-tiba kita menemui kebuntuan, maka STOP ! jangan memaksakan diri, lakukan aktivitas lain, seperti tidur, menonton tv, mendengar radio atau jalan-jalan, lalu lanjutkan setelah itu.
Bagi yang sulit menuangkan ide secara langsung/sekaligus ditulis, Tape recorder menjadi salah satu pilihan untuk mempermudah kita. Rekam setiap ide-ide yang kita miliki, barulah putar kembali jika ingin dituangkan kedalam tulisan.
Dan tulisan yang baik jika memiliki roh yang mampu menyampaikan bahkan menankan nilai-nilai moral kehidupan serta ilmu pengetahuan kepada pembacanya. Penulis yang baik <> Pembaca yang baik. Kita juga dipesankan untuk tidak menjadi penulis yang Riya.
bagi penulis, warisannya yang paling berharga bukanlah nama dan popularitas, melainkan KARYA yang dibuatnya.
bagi penulis, warisannya yang paling berharga bukanlah nama dan popularitas, melainkan KARYA yang dibuatnya.
kawan, yok sama-sama menulis !!
Komentar
Posting Komentar